Thursday, May 29, 2008

Peluang Usaha Keripik Buah-Buahan dan Kripik Sayur, Sangat Menggiurkan

Peluang usaha keripik buah dan kripik sayuran masih terbuka lebar untuk Anda. Buah-buahan dan sayuran di sekitar Anda, bisa ditingkatkan nilainya dengan dijadikan keripik.

Saat ini kami telah membuat mesin pembuat keripik buah dan keripik sayur MODEL TERBARU 2007.

mesin vacuum frying terbaru software

Dengan mesin ini, Anda bisa memproduksi : kripik nangka, keripik nanas, keripik mangga, keripik melon, keripik pepaya, kripik wortel, keripik jamur tiram, keripik kacang panjang, kripik pisang, dll

Peluang usaha keripik buah ini masih terbuka lebar. Hal ini dibuktikan, tidak banyak yang mengetahui peluang bisnis ini. Peluang bisnis ini hanya sudah ada di beberapa kota saja. Jika di kota Anda belum ada, peluang usaha ini layak Anda jalankan

Keuntungan dari usaha ini sangat menggiurkan. Sebagai gambaran, nilai jual keripik buah dan keripik sayur rata-rata Rp 60.000 - Rp 100.000 per kilogram.

Membuka Usaha Pelatihan Komputer

Salah satu jenis aktivitas yang mungkin tidak akan berhenti adalah bidang pendidikan. Karena manusia akan senantiasa membutuhkan ilmu. Sementara itu, sudah banyak lembaga pendidikan formal maupun non-formal yang telah berdiri untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Komputer termasuk salah 1 bidang yang memiliki banyak cabang ilmu yang memungkinkan untuk digali dan diajarkan.
Ada beberapa skema pilihan yang mungkin dalam usaha jenis ini:
1] Kita sebagai pemilik, pengelola dan pelaku langsung (misal sbg trainer).
2] Kita sebagai penyedia fasilitas (tempat dan perlengkapan), SDM dari luar.
3] Kita sebagai pengelola atas fasilitas milik orang lain.

Daftar kebutuhan :
tempat dan lokasi yang strategis (dekat lingkungan pendidikan: sekolah, kampus; atau perkantoran)
perangkat komputer (sesuai dengan kapasitas ruang dan modal tersedia)
peralatan mengajar : whiteboard, papan tulis, meja-kursi siswa, dll
perlengkapan administrasi : form pendaftaran, sertifikat, stempel, kwitansi, modul pelatihan, papan pengumuman, absensi siswa, dll
plang nama atau neon box nama usaha agar mudah dikenali masyarakat
[optional] mengurus perijinan bila memungkinkan, untuk aspek legalitas sertifikat dan keberadaan lembaga; namun bila usaha hanya skala privat/kecil, hal ini bisa diabaikan lebih dahulu.
bahan promosi : poster, pamflet, kartu nama, spanduk, brosur

Perkiraan biaya modal ::
4 unit PC (4 juta), networking (500 ribu), interior (fan, furniture : 600 ribu), administrasi dan promosi (750 ribu), biaya lain (150 ribu) ; total perkiraan modal = Rp 6 juta

TIPS:
- pilih jenis pelatihan yang masih sedikit lembaga sejenis yang mengadakan, hal ini akan dapat memperkecil tingkat kompetisi
- buat interior/fasilitas yang nyaman buat siswa (AC atau fan; toilet; free drink), menjaga kebersihan dan kerapihan tempat usaha
-sering mengikuti trend perkembangan dunia komputer (hardware maupun software)
-meminta feedback (input balik) dari siswa untuk perbaikan kualitas pelatihan
-senantiasa meningkatkan performance bisnis yang dijalankan

Buka Kursus Stir Mobil

Buat rekan-rekan muda (SMU, mahasiswa juga boleh). Secara faktual, kita menghadapi kondisi kehidupan yang agak sulit; biaya pendidikan, biaya kehidupan secara umum makin membebani kita dan keluarga. Bagi mereka yang berposisi "eselon"; "pejabat tinggi"; "pejabat agung"; pengusaha sukses, mungkin ndak begitu khawatir menghadapinya, uang belanja bulanan mereka lebih dari cukup!
Sekarang bagaimana dengan kita, keluarga biasa-biasa atau sederhana. Membuang waktu dengan kongkow-kongkow, main-main kesana kemari, juga ndak membantu menyelesaikan perekonomian keluarga.
Di lain sisi, sekarang ini tidak sedikit anak usia muda sudah pandai atau ingin bisa menyetir sendiri kendaraan roda empat, bahkan anak usia SMP sekalipun. Sementara, pemilik dan jumlah kendaraan roda empat terus kian bertambah. Nah, coba peluang ini kita gali. Pelajari dulu sebuah lembaga/pelatihan yang sudah ada di sekitarmu, yang memberikan kursus stir mobil, termasuk masalah administrasi, operasional dan manajemen usahanya. Sekarang coba kontak peluang mereka yang memiliki kendaraan untuk diajak kerjasama (misal tetangga, temen sekelas, se-sekolah, se-ganK, dll). Bikin proposal pengajuan pembuatan usaha stir mobil.
Untuk segmen pasar, sebagai langkah awal: coba promosikan usaha tersebut ke temen-temen sekelas sendiri, guru-guru satu sekolah, siswa sekolah SMU-SMP-kampus lain (misal, beri tarif khusus untuk pelajar&guru). Ajak juga reken-rekan sekelas/sekolah/se-gank untuk menjadi instrukturnya. Bagaimana? Hitung-hitung sambil belajar menjadi wirausahawa muda nih! :) Kalaupun usaha gagal, kayaknya cost kerugian ndak begitu besar. Asal berhati-hati saja menjaga amanah mobil punya orang itu. Semoga ide ringkas ini ada sedikit berguna!
Note : segmen khusus pelajar adalah kue market yang besar menggiurkan, coba saja hitung jumlah sekolah SMP, SMU, kampus di sekolahmu (terutama di kota-kota pulau Jawa ya). Apalagi bila kita pandai mengemas promosi&marketing usahanya!
Misal aja nih : Stir Mobil Planet Kita! Buat pelajar&guru dapat tarif khusus! Administrasi mudah, cepat, ringan, Instrukturnya ... cool! Dikelola oleh anak-anak pelajar! Ayo, belajar nyetir ... coy!

Penyewaan Lampu Petromaks

Malam hari, selain suasana kegelapan,ternyata banyak peluang buat mencari usaha. Di sana banyak bertebaran para penjual sate, penjual bakso, mie ayam, nasi bungkus, mie goreng, mie rebus, jajanan, yang keliling maupun yang standby, dll. Nah, peluang yang justru bisa kita tangkap adalah : usaha menyewakan lampu penerangan kepada mereka-mereka itu. Bisa lampu minyak, lampu petromaks, pokoknya penerangan lah. Kan mereka butuh dengan alat seperti itu. Mungkin sebagian udah pakai, tapi kan masih ada juga yg belum. Belum lagi kalo listrik mati, yang punya usaha warung2/tenda2 juga ikut gelap kan :). Nah, jadi modal usahanya ; punya lampu yang buanyak, sewakan kepada pemakai, misal sistem tarif harian. Bisa juga disewakan kepada rumah tinggal2 yang pas lagi kena gilir pemadaman, atau lagi kena gangguan PLN, dll. Pasang tarif sewa na yang murah (jangan ngalahin tarif sewa genset - hehehe - ntar ga laku), tapi masih bisa untung.

Refill Air Minum Masak

Ide ini dapat dari ketemu langsung bisnismen ya :p Jadi si dia bawa sepeda motor roda dua, di bagian belakang na, dibikin kerangka bagasi dari besi yang didesain sedemikian rupa sehingga bisa muat botol kemasan air minum mineral ukuran 1.5 L (pokoknya yg ukuran adiknya botol galon) sekitar 30-40 botol di kanan kiri. Masih ditambah lagi ada tas keranjang yang juga dipenuhi botol kemasan air mineral tadi. Selidik punya selidik ternyata isinya air minum matang (sudah masak). Nah dia kirim ke para subscriber (pelanggan - hehehe) yang jadi langganannya air minum-air minum isi ulang kemasan yang sudah dimasak tadi. Ada pemilik bengkel, tukang parkir, penjual voucher pulsa pinggir jalan, pedagang, dll, dll. Tuh, kreatif kan. Harga di bawah harga air mineral kemasan baru, modal juga ndak ribet. Air bersih sedia yang banyak, dimasak di panci besar (mau pakai kayu boleh, pakai kompor minyak monggo, kompor gas silahkan, ... ya dihitung aja mana yg ekonomis), di-dinginkan, dikemas ke botol yang sudah dicuci bersih, kirim ke pelanggan. Atau jual di terminal angkot, terminal bus, keramaian. Coba bikin promosi yang menarik. Para staf sales/kurir diberi seragam yang bersih dan apik, biar image usaha nampak bagus. Tuh, menarik dan unik ndak? :)
Ya sudah kalau berminat mencoba wirausaha model sederhana dan simpel ini ya silahkan segera dicoba. Semoga bermanfaat, salam! :) Thats just a simple idea!

Friday, May 23, 2008

Bioskop Mini

Terbuka lebar peluang bisnis bioskop mini. Tak hanya di daerah yang bioskopnya masih minim, di kota besar macam Jakarta pun bisnis ini masih menjanjikan. Pasarnya masih cukup besar. Modalnya relatif kecil, dan marginnya tinggi, mencapai 75%.

Sejak zaman bokap dan nyokap pacaran, nonton film sudah menjadi salah satu menu kencan pasangan anak muda. Nonton film di bioskop juga merupakan salah satu aktivitas yang paling asyik untuk menjeda rutinitas. Dan, juga untuk mencari inspirasi baru.

Di era digital ini, jika tak punya waktu ke bioskop, kita memang bisa menonton DVD di rumah. Apalagi sudah ada perangkat audio visual canggih yang bisa menghadirkan home theater di kediaman Anda. Cuma, bagi pecinta nonton, memelototi film di rumah tak seasyik menonton di bioskop. Ada greget yang hilang. Mungkin dari perjuangan berat usel-uselan mengantre tiket, ngecengin orang-orang yang ada di situ, sampai memergoki-atau dipergoki-penonton lain tengah pacaran di dalam theather.

Bagaimana, dong, kalau di kota kita belum ada bioskop, atau kalaupun ada jumlahnya sedikit? Inilah sebuah peluang bisnis baru. Untuk menggantikan bioskop, kini mulai bermunculan yang namanya bioskop mini.

Peluang usaha teater cilik ini tentu saja menjadi amat lebar di daerah-daerah yang belum memiliki bioskop atau yang jumlah bioskopnya sedikit. Salah satu contoh suksesnya adalah Movie Box yang berada di Jogjakarta.

Terletak di kawasan dekat kampus, Movie Box merupakan sepotong ruang memanjang berukuran 6 x 9 meter. Ada lima perangkat audio yang mendukung kedahsyatan suara layaknya di sinema besar. Sebuah proyektor digantungkan di langit-langit dan ditembakkan pada tembok putih berukuran 4 x 6 meter.

Di ruangan itu telah tertata kursi sofa yang disusun bertingkat, persis kayak kursi di bioskop. Sofanya berjumlah 12 set, yang bisa diduduki oleh 12 pasangan alias 24 orang. Asyik, to? Ya, untuk bisa menonton di Movie Box ini, pengunjung biasanya datang berdua, sebab tiketnya dijual untuk dua orang sekaligus. Tarifnya Rp 30.000 untuk non-member dan Rp 15.000 untuk member.

Pada hari biasa, Movie Box buka untuk tiga sesi pemutaran film, yakni pukul 14.30, 17.00, dan 19.30. Pada weekend, jadwal main film ditambah pada pukul 22.00 dan midnight. Soal film, Movie Box tak kalah dari jaringan bioskop besar. Movie mini ini selalu memutar cakram berisi film-film terbaru Hollywood.

Sebagian besar kursi selalu terisi

Kehadiran Movie Box mendapat sambutan hangat kawula muda Jogja. Setiap jam pertunjukan, sebagian besar kursi terisi. Pengunjungnya tak hanya mahasiswa yang merupakan target pasar utama, tapi juga anak-anak SMU-bahkan para ABG. Sering pula sekelompok pengunjung mencarter atau memblocking time di Movie Box. Tarifnya Rp 120.000 untuk satu kali pertunjukan. Tak jarang pula ada perusahaan yang mem-booking Movie Box selama seminggu penuh dan memutar film-film box office yang mereka sponsori. “Kalau dirata-rata, tingkat penjualan tiketnya sekitar 80%,” beber Cahyadi, pemilik dan pengelola Movie Box.

Sukses Movie Box menjaring banyak penonton berkat adanya sistem membership. Untuk menjadi anggota, orang harus membayar joining fee sebesar Rp 40.000. Imbalannya, selain bisa membeli tiket dengan harga miring, si member juga akan mendapat fasilitas belanja diskon di beberapa toko, seperti Ginza, Soda Lounge, kosmetik Avon, Veneta Refill, dan NorthBound Boutique.

Tak mau kalah dari bioskop-bioskop yang umumnya berada di mal atau pusat hiburan, Movie Box juga membuka coffeeshop di sebelah ruang teaternya. Selain dari penjualan tiket yang bisa memberi keuntungan sekitar 75%, kedai kopi ini ikut menyumbang keuntungan yang lumayan ke kantong Cahyadi. Tak heran, perusahaan yang berawal dari usaha penyewaan VCD ini bisa balik modal kurang dari setahun.

Di Jakarta pun peluangnya cukup besar

Bisnis bisokop mini ini tak hanya berpeluang di kota atau daerah yang jumlah bioskopnya minim. Di kota besar seperti Jakarta yang sudah memiliki begitu banyak gedung bioskop-mulai kelas premier hingga kelas pasar rakyat, usaha ini juga lumayan subur. Maklumlah, tetap ada pasar bagi orang-orang yang hendak menonton film di luar rumah, tapi ogah antre, ingin suasana yang lebih privasi, dan tentu saja harga tiket yang lebih murah.

Sebut saja contohnya teater mungil bernama Subtitles yang terletak di lantai dasar Dharmawangsa Square. Bioskop mini yang sekaligus juga merupakan usaha rental DVD ini memiliki ruang nonton berukuran 5 x 3 meter untuk maksimal enam pengunjung. Tarifnya, baik menonton sendiri atau berkelompok, Rp 80.000 untuk satu kali pertunjukan. Itu untuk yang non-member. Member bioskop mini ini cukup membayar Rp 60.000.

Buka mulai pukul 10.00 pagi, Subtitles yang memutar film empat kali pada hari biasa plus midnight pada akhir pekan ini tak pernah sepi pengunjung. Tak hanya hanya anak-anak muda, rombongan ibu-ibu atau keluarga juga kerap bersantai di sini. Untuk weekend, sering kali pelanggan harus booking dulu empat hari sebelumnya.

Menurut Fujianto, Sales and Marketing Subtitle, bioskop kecil ini bermodalkan Rp 150 juta. “Memang belum balik modal. Kami perkirakan setidaknya pada tahun kedua sudah balik modal,” ujarnya.

Usaha bioskop kecil ini juga bisa menjadi kembangan atau pelengkap bisnis lama yang sudah Anda rintis. Ambil contoh langkah yang dilakukan Ke’kun Café yang membuka layanan bioskop kecil bernama Flickers di kafenya yang berlokasi di kawasan Kemang. “Flickers merupakan tambahan fasilitas bagi pengunjung kami, sama seperti bar atau ruang karaoke,” terang Patrick Sinaga, PR & Marketing Manager Ke’Kun Café.

Flickers merupakan suatu ruang teater kecil berukuran 5 x 3 meter. Di situ ada tiga set sofa yang bisa menampung delapan orang pengunjung. Secarik layar dari kain terpampang di dinding, siap menyambut sorotan film dari proyektor. Sound-nya lumayan. “Setiap hari Flickers pasti terisi,” ujar Patrick.

Sebagian penonton adalah pengunjung kafe yang ingin makan dan menonton sembari menunggu kemacetan lalu lintas di sana menyusut. Maklum, di ruangan teater ini, penonton bisa makan dan minum, tapi tak bisa merokok. Namun, sebagian pengunjung lainnya memang sengaja datang untuk menonton film; baik dating sendiri, dengan pasangan, atau bergerombol. Enaknya lagi, di sini pengunjung bisa membawa sendiri film yang hendak di tontonnya.

Untuk bisa menikmati film di Flickers, baik Anda datang sendiri atau dengan orang lain, Anda harus membayar ongkos sebesar Rp 99.000 untuk satu kali pemutaran film.

Cuma, ada catatan penting menyangkut hak cipta (copyright) film. Umumnya, film dalam format DVD hanya boleh diputar untuk konsumen individual. Jangan-jangan jika film itu diputar untuk banyak orang dengan memungut bayaran akan menimbulkan masalah di belakang hari.

Wednesday, May 21, 2008

Waralaba pusat hiburan malam Afterhour

Ingin menjadi juragan pusat hiburan malam yang kian ngetren? Tawaran waralaba Afterhour, yang merupakan gabungan biliar, bar, dan restoran, bisa menjadi alternatif. Modalnya memang besar, lebih dari Rp 3,5 miliar. Tapi, tak sampai dua tahun, modal bisa balik.

Jam kerja usai sudah. Rasa jenuh pun menggelayuti pikiran yang sudah bekerja seharian. Otak serasa berasap dan kekurangan oksigen. Lalu, ke mana selanjutnya? Para eksmud alias eksekutif muda di kota-kota besar biasanya memilih hangout atau clubbing dulu. Ngapain juga bete terjebak kemacetan dalam perjalanan pulang ke rumah? Mendingan melonggarkan sesak otak di berbagai tempat hiburan malam. Begitulah mungkin pikir mereka.

Di Jakarta, ada begitu banyak pilihan tempat mangkal sepulang kerja. Ada ratusan kafe, bar, restoran, dan klub hiburan lain. Di antara belantara hiburan malam Jakarta itu, terdapatlah Afterhour. Terletak di jantung kota Jakarta, tepatnya di lantai II Gedung Sarinah, Jalan M.H. Thamrin, Afterhour merupakan perpaduan arena biliar, bar, dan restoran.

Saban malam, selepas jam kerja, Afterhour disesaki pengunjung yang mayoritas dari kalangan eksmud. Laki dan perempuan bercampur. Sebagian asyik menyodok bola biliar sambil sesekali menyesap minuman kesayangan. Sebagian lagi menyemuti floor sembari menggoyang-goyangkan tubuh, mengikuti hentakan musik yang diracik seorang disc jockey alias DJ. Di sudut lain, sebagian pengunjung asyik bersantap malam.

Tren bertandang ke pusat-pusat hiburan selepas kerja ini jelas menjadi ladang bisnis yang kian subur di kota-kota besar. Penikmat dunia malam terus bertambah, sehingga pengusaha tempat hiburan mendulang keuntungan yang lumayan besar. Contohnya, ya, Afterhour Jakarta. Pusat hiburan ini berdiri tahun 2001 dengan modal miliaran rupiah. “Telah balik modal 18 bulan setelah berdiri,” cetus Eduard Hans Setiady, CEO Hans Consulting, perusahaan yang menjadi konsultan Afterhour.

Prospek bisnis hiburan yang begini cerah di masa mendatang, plus keinginan memperluas jaringan, telah mendorong Afterhour menawarkan waralabanya. Tak hanya di dalam negeri, Afterhour juga gencar menawarkan waralabanya hingga ke luar negeri. “Afterhour adalah merek lokal yang mengekspor mereknya ke luar negeri,” tandas Eduard.

Gayung pun bersambut. Seorang pengusaha di Singapura langsung menyambut tawaran ini. Kata Eduard, persiapan gerai di Singapura ini sudah kelar 99%, dan siap buka pada pertengahan tahun ini. Selanjutnya, Afterhour menargetkan, dalam dua tahun ke depan, sulur bisnisnya akan tumbuh di berbagai kota Asia. Targetnya adalah Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, Manila, Bangkok, Shanghai, dan Hongkong.

Hanya satu gerai di satu kota

Di dalam negeri, Afterhour menerima cukup banyak lamaran dari calon mitra. “Untuk di Bali, malah ada sekaligus dua peminat serius. Tapi kami akan memilih satu saja, “tandas Eduard. Ya, Afterhour hanya menjual waralaba secara eksklusif, satu gerai untuk satu kota.

Nah, dari survei Afterhour, ada beberapa kota besar di Indonesia yang berpotensi untuk membuka usaha ini. Yakni: Bali, Surabaya, dan Bandung. Untuk kota-kota lain, kalau ada peminatnya, Afterhour bersedia melakukan survei untuk menghitung kelayakan usahanya.

Omong-omong, apa keuntungan menjadi terwaralaba Afterhour? Dengan nada promosi, Eduard mengemukakan beberapa alasan. Pertama, laiknya system waralaba, terwaralaba bisa langsung menggunakan nama Afterhour yang sudah lumayan kondang di Jakarta.

Kedua, terwaralaba tinggal mentransfer keunikan dan atmosfer Afterhour ke gerainya. “Afterhour bisa me-retain customer, pelanggan merasa feels like at home, ini yang enggak bisa di-copy pesaing-pesaingnya,” tandas Eduard. Terwaralaba juga otomatis ikutan dalam program pemasaran dan promosi secara nasional. Dus, juga mendapat dukungan operasional, seperti pertukaran DJ.

Ketiga, terwaralaba akan memperoleh pelatihan, mulai general manager, bartender, akuntan, PR, hingga waitress. Semuanya akan dilatih sekaligus dipekerjakan di Jakarta selama 2-3 bulan. Oh, ya, dalam pelatihan ini, waiter, bartender, dan PR akan mempelajari teknik-teknik mendorong tamu agar dengan senang hati mengorder minuman. “Tema utama kami memang biliar, tapi kami fokus pada penjualan minuman yang menyumbang 80% dari omzet,” terang Eduard.

Selanjutnya, Afterhour akan memasok minuman dan makanan yang khas Afterhour. Terwaralaba bisa saja melakukan inovasi atau memasok minuman dan makanan lain, asalkan mendapat persetujuan dari pewarabala.

Semua dukungan dari Afterhour itu tentu ada biayanya. Terwaralaba harus membayar franchise fee sebesar Rp 1,2 miliar untuk masa lima tahun. Selain itu, setelah beroperasi, terwaralaba juga harus membayar royalty fee sebesar 5% dari omzet. Sekitar dua tahun ke depan, bila jaringan Afterhour sudah meluas, terwaralaba juga harus membayar advertising fee sebesar 3% dari omzet.

Tamu-tamu harus di-entertain

Selain franchise fee itu, terwaralaba masih harus menyediakan modal miliaran. Total modal untuk menyodok ke bisnis ini sekitar Rp 3,5 miliar. Ini sudah termasuk perizinan, peralatan biliar, bar, restoran, serta renovasi ruang. Modal ini juga sudah mencakup persediaan awal makanan dan minuman (beverages), modal kerja, dan biaya training karyawan di Jakarta.

Tapi, modal itu belum termasuk sewa ruang. Untuk membuka gerai Afterhour, luas ruangnya minimum 800 m2 dan maksimum 1.000 m2. “Ruangnya jangan terlalu luas juga, nanti terlihat kosong, kan tidak sepanjang waktu ramai,” ujar Eduard.

Yang harus diperhatikan benar, pilihlah lokasi yang benar-benar strategis. Yakni, gampang diakses dan memiliki lahan parkir yang luas. Kalau sampai salah pilih tempat, butuh modal yang teramat besar untuk membukanya kembali di lokasi lain.

Hal penting lain dalam membuka usaha ini adalah manajemen tim yang baik. “Dibutuhkan satu general manager (GM) yang benar-benar komit,” tandas Eduard. Si GM ini harus hadir dan bertugas setiap hari. Dia harus meng-entertain tamu-tamu dan menciptakan suasana seperti yang ada di Jakarta.

Jika si terwaralaba tidak bisa melakukan sendiri fungsi GM ini, dia harus mencari orang yang benar-benar cakap untuk menduduki posisi ini. Oh, ya, selain GM, setiap gerai waralaba Afterhour membutuhkan sekitar 40-50 orang pekerja.

Nah, bila semua persyaratan dan persiapan sudah beres, dalam waktu sekitar 14 minggu setelah perjanjian waralaba diteken, Anda sudah bisa hajatan launching gerai Afterhour Anda.

Bila lokasi bagus dan semua lancar, menurut perhitungan Eduard selaku broker dan konsultan franchise ini, terwaralaba bisa membukukan omzet sekitar Rp 600 juta-Rp 800 juta sebulan. Dengan margin bersih sekitar 25%-30%, maka dalam waktu kurang dari dua tahun, seluruh modal Anda-baik investasi maupun modal kerja awal akan kembali. Selanjutnya Anda tinggal menyodok keuntungan ke brankas Anda.

Tuesday, May 13, 2008

Jual Poster/Printed Paper

Tahu nggak, banyak mahasiswi Indonesia ternyata penggemar berat manga Jepang lho?!! :p. Inuyasha, Yukari, etc. dan kawan-kawan nya! [hahaha, hayo ngaku saja]. Nah, ini peluang bisnisnya nih. Sekarang kan kalau gak salah sudah banyak bermunculan usaha digital printing (di Bandung banyak sekali usaha jenis ini), dimana kita bisa mencetak material full colour pada kertas ukuran hingga yang A0 sekalipun, dengan biaya cukup murah, dengan jumlah order minimum satu lembar. Ini menguntungkan, karena lebih murah dan hemat, dibanding kalau harus mencetak ke tempat percetakan reguler (yang harus memesan dengan minimum kuantiti tertentu). Nah, coba kita usaha membuat/mencetak poster untuk ditempel di kamar atau printed paper untuk sampul buku, sampul map, pembatas buku, dll. Tawarkan ke mahasiswi-mahasiswi tadi :p. Sedangkan untuk sumber-sumber gambar, banyak sekali bisa dijumpai di internet, coba cari yang free. Cari manga yang paling banyak diminati oleh konsumen, atau bisa juga terima manga tertentu sesuai order/pesanan mereka. {eh .. bener ndak sih , istilahnya tu MANGA ..... ?}. Pokoknya intinya: print manga, jual ke para penggemar berat mereka, dengan harga jual di bawah toko. Kayaknya bisa jadi alternatif bisnis sampingan nih :).
Sorry kalau terlalu simple, lagi minim ide ....... ide2 user yang lain mana nih :p