Sebelumnya pria kelahiran Cirebon 25 September 1975 menekuni bidang periklanan sebagai account manager. Ia kemudian meninggalkan profesi itu dan beralih ke sebuah perusahaan distribusi makanan sebagai promotion manager. Keinginannya menangani penjualan produk secara langsung tak terbendung. ''Kalau di sini saya langsung menangani promosi brand image produk,'' kata Irfan.
Saat ini di perusahaan tempatnya bekerja sudah bermitra dengan 48 orang franchise Odiva dengan 80 toko. Sebagian di antara mereka ada yang memiliki toko 4-5 buah. Tantangan yang dihadapi Irfan saat ini adalah menjamurnya bisnis video rental dan maraknya aksi pembajakan. Belum lagi kompetitor yang agresif mengembangkan jaringan bisnisnya.
Namun, itu semua tidak membuat ciut nyalinya untuk membesarkan Odiva. Ia meluncurkan beberapa paket yang bertujuan menjaring penyewa video ia lancarkan. Seperti paket sewa Rp 15 ribu yang memperoleh beberapa judul film, konsumen yang menyewa hingga Rp 50 ribu akan mendapat sebuah nomor undian yang berhadiah sepeda motor, televisi, hingga home theater.
Ia juga memperluas pasar dengan memberikan kesempatan kepada pelanggan yang berulang tahun untuk menyewa gratis. Pelanggan yang berhasil merekomendasikan pelanggan baru juga mendapat hadiah dan 'pulsa' (deposit uang) tambahan. ''Pokoknya kami akan terus memberikan fasilitas tambahan kepada konsumen,'' kata alumnus Stmik Likmi Bandung ini.
Bahkan, mulai tahun depan pihaknya akan melancarkan promosi yang berbeda setiap bulan disesuaikan dengan tema saat itu. Seperti saat Valentine, pesta Halloween, atau saat kenaikan sekolah. Pemegang kartu kredit salah satu bank terkemuka juga mendapat kesempatan diskon hingga 50 persen.
Pengagum penyanyi Malaysia Siti Nurhaliza ini yakin tahun depan bisnis waralaba booming. Karena itu, program banjir hadiah dan kemudahan bagi konsumen sangat tepat dilakukan untuk mendongkrak penjualan waralaba dan memperbesar jaringan usahanya.
Pria lajang itu berharap bisnis perlengkapan hiburan ini bisa dikembangkan ke kota lain di Indonesia. Apalagi kini masyarakat lebih banyak yang menyukai menonton film di rumah ketimbang di gedung bioskop. Selain itu, pihaknya juga hanya menyewakan film-film asli yang dipasok dari luar negeri.
Mengaku tidak punya resep khusus untuk meniti kariernya, pria yang hobi menonton film komedi ini berkeyakinan setiap pekerjaan selalu mendatangkan tantangan. Tantangan, bagi mereka yang menyukainya, adalah kesempatan untuk maju dan berhasil. (republika)